gejala ocd

Mengenal 2 Gejala OCD, Gangguan yang Dapat Diobati

Gejala OCD – Obsessive-compulsive disorder (OCD) adalah gangguan kecemasan yang ditandai dengan pikiran dan perilaku yang berulang-ulang dan tidak diinginkan. Pikiran-pikiran ini disebut obsesi, sedangkan perilakunya disebut kompulsi.

Obsesi adalah pikiran, ide, atau gambaran yang muncul secara terus-menerus dan tidak diinginkan. Obsesi dapat berupa pikiran tentang hal-hal yang menjijikkan, berbahaya, atau tidak masuk akal. Misalnya, seseorang dengan OCD mungkin memiliki obsesi tentang kebersihan dan merasa perlu untuk mencuci tangannya berulang-ulang.

Kompulsi adalah perilaku yang dilakukan untuk mengurangi kecemasan yang disebabkan oleh obsesi. Kompulsi dapat berupa perilaku fisik, seperti mencuci tangan, atau perilaku mental, seperti menghitung ulang. Misalnya, seseorang dengan OCD mungkin merasa perlu untuk mencuci tangannya 10 kali sebelum meninggalkan rumah.

OCD dapat mengganggu kehidupan sehari-hari seseorang. Orang dengan OCD mungkin menghabiskan berjam-jam untuk melakukan kompulsi, sehingga mereka tidak dapat bekerja, belajar, atau menjalin hubungan yang sehat.

Penyebab OCD tidak sepenuhnya dipahami, tetapi diduga dipengaruhi oleh kombinasi dari faktor genetik dan lingkungan. Faktor genetik dapat meningkatkan risiko seseorang terkena OCD, tetapi lingkungan juga memainkan peran penting. Misalnya, orang yang mengalami trauma atau stres berat mungkin lebih rentan terkena OCD.

OCD dapat diobati dengan terapi perilaku kognitif (CBT) atau obat-obatan. CBT adalah jenis terapi yang membantu orang untuk mengubah cara berpikir dan berperilaku. CBT dapat membantu orang dengan OCD untuk mengatasi obsesi dan kompulsi mereka. Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati OCD adalah antidepresan.

Gejala OCD

Gejala OCD dapat dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu obsesi dan kompulsi.

1. Obsesi adalah pikiran, ide, atau gambaran yang muncul secara terus-menerus dan tidak diinginkan. Obsesi dapat berupa pikiran tentang hal-hal yang menjijikkan, berbahaya, atau tidak masuk akal. Misalnya, seseorang dengan OCD mungkin memiliki obsesi tentang kebersihan dan merasa perlu untuk mencuci tangannya berulang-ulang.

Berikut adalah beberapa contoh obsesi yang umum terjadi:

  • Pikiran tentang hal-hal yang menjijikkan, seperti kotoran, darah, atau penyakit
  • Pikiran tentang melakukan sesuatu yang menyakitkan diri sendiri atau orang lain
  • Pikiran tentang ketidakteraturan atau ketidaksempurnaan
  • Pikiran tentang hal-hal yang buruk yang mungkin terjadi

2. Kompulsi adalah perilaku yang dilakukan untuk mengurangi kecemasan yang disebabkan oleh obsesi. Kompulsi dapat berupa perilaku fisik, seperti mencuci tangan, atau perilaku mental, seperti menghitung ulang. Misalnya, seseorang dengan OCD mungkin merasa perlu untuk mencuci tangannya 10 kali sebelum meninggalkan rumah.

Berikut adalah beberapa contoh kompulsi yang umum terjadi:

  • Mencuci tangan berulang-ulang
  • Memeriksa sesuatu berulang-ulang
  • Menghitung ulang
  • Mengatur sesuatu secara teratur
  • Menyusun sesuatu secara teratur

Gejala OCD dapat bervariasi dari orang ke orang. Beberapa orang mungkin hanya mengalami satu atau dua gejala OCD, sedangkan yang lain mungkin mengalami banyak gejala. Gejala OCD juga dapat berubah seiring waktu.

OCD dapat mengganggu kehidupan sehari-hari seseorang. Orang dengan OCD mungkin menghabiskan berjam-jam untuk melakukan kompulsi, sehingga mereka tidak dapat bekerja, belajar, atau menjalin hubungan yang sehat.

Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala-gejala OCD, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. OCD dapat diobati dengan terapi perilaku kognitif (CBT) atau obat-obatan.

Baca Juga : 7 Gejala Infeksi Ginjal yang Jangan Dianggap Sepele

Penyebab OCD

Penyebab OCD tidak sepenuhnya dipahami, tetapi diduga dipengaruhi oleh kombinasi dari faktor genetik dan lingkungan.

Faktor genetik

Faktor genetik dapat meningkatkan risiko seseorang terkena OCD. Orang dengan riwayat keluarga OCD memiliki risiko lebih tinggi terkena OCD.

Faktor lingkungan

Faktor lingkungan juga memainkan peran penting dalam perkembangan OCD. Misalnya, orang yang mengalami trauma atau stres berat mungkin lebih rentan terkena OCD.

Berikut adalah beberapa faktor lingkungan yang dapat meningkatkan risiko OCD:

  • Trauma atau stres berat
  • Tumbuh di lingkungan yang penuh dengan aturan dan tuntutan
  • Memiliki gangguan kecemasan atau depresi
  • Menggunakan obat-obatan tertentu, seperti amfetamin atau steroid

Teori tentang penyebab OCD

Terdapat beberapa teori tentang penyebab OCD, antara lain:

  • Teori neurokimia

Teori ini menyatakan bahwa OCD disebabkan oleh gangguan pada sistem saraf, terutama pada otak. Perubahan pada kadar neurotransmiter, seperti serotonin, dopamin, dan noradrenalin, dapat berperan dalam perkembangan OCD.

  • Teori kognitif

Teori ini menyatakan bahwa OCD disebabkan oleh pola pikir dan perilaku yang tidak sehat. Orang dengan OCD mungkin memiliki cara berpikir yang negatif dan berlebihan, serta perilaku yang berulang-ulang untuk mengurangi kecemasan.

  • Teori perkembangan

Teori ini menyatakan bahwa OCD berkembang selama masa kanak-kanak. Faktor-faktor genetik dan lingkungan dapat berkontribusi terhadap perkembangan OCD.

Diagnosis OCD

Diagnosis OCD dilakukan oleh dokter atau psikiater. Dokter akan melakukan wawancara untuk mengetahui gejala yang dialami, serta melakukan pemeriksaan fisik dan mental.

Pengobatan OCD

OCD dapat diobati dengan terapi perilaku kognitif (CBT) atau obat-obatan.

  • Terapi perilaku kognitif (CBT)

CBT adalah jenis terapi yang membantu orang untuk mengubah cara berpikir dan berperilaku. CBT dapat membantu orang dengan OCD untuk mengatasi obsesi dan kompulsi mereka.

  • Obat-obatan

Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati OCD adalah antidepresan. Antidepresan dapat membantu mengurangi gejala OCD, seperti obsesi dan kompulsi.

Pencegahan OCD

Tidak ada cara pasti untuk mencegah gejala OCD, tetapi ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terkena gejala OCD, antara lain:

  • Menjaga kesehatan mental

Menjaga kesehatan mental dapat membantu mengurangi risiko terkena gangguan mental, termasuk OCD. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengelola stres, tidur yang cukup, dan berolahraga secara teratur.

  • Menciptakan lingkungan yang positif

Menciptakan lingkungan yang positif dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menghindari orang atau situasi yang membuat stres.

  • Mencari bantuan profesional

Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala OCD, sebaiknya segera mencari bantuan profesional. OCD dapat diobati dan penderitanya dapat menjalani hidup yang normal.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *